Rabu, 11 November 2020

Gunung Haur Bunak 1141 mdpl

 Cerita pendakian pegunungan Haur Bunak 1141 Mdpl.

Assalamualaikum Wr Wb.

Izinkanlah saya bercerita salah satu pegunungan 7 Summit Kalimantan Selatan.

Setelah cukup bergelut dengan pekerjaan akhirnya tiba ditanggal 20 Febuari 2020, aku dan 2 orang kawan ku ( Amat dan Salam ) memutuskan untuk pergi mendaki Gunung Haur Bunak yang berlokasi di Desa Pa'au Riam kanan. Ditanggal 20 kami ber3 mulai melist apa aja yang akan dibawa dalam perjalanan kali ini. Ok selesai, tinggal besok kami berangkat dari Banjarmasin.

21 Februari 2020 ( Jum'at )
Carrier sudah packing tinggal berangkat, sesudah selesai Sholat Jum'at didekat rumah terus kembali kerumah untuk mengambil carrier dan tidak lupa berpamitan dengan Ibu, aku langsung berangkat menggunakan sepeda motor, namun cuaca seperti tidak bersahabat, aku tidak menghiraukan langsung saja berangkat. Akhirnya tiba di Alfamart pal 7 sambil nunggu Amat, cuaca yang dari tadi tidak bersahabat akhirnya menurunkan hujan yang lumayan deras. Aduh deras lagi, mana sudah pukul 13.30 mana kapal di dermaga berangkat pukul 16.00, jas hujan di alfamart lagi habis.
    Beruntung aku  bertemu dengan seorang kawan ( bang Bangau ) kemudian ia bertanya, mau kemana Put ? Ke Haur Bunak bang, berapa orang, 3 bang, kapal pukul berapa berangkat nya Put ? pukul 16.00 bang mana deras kaya gini lagi bang hahaha. Kalo ada jas hujan berangkat sekarang ga Put ? Jelas berangkat bang. Yaudah pake punya ku aja ada 2 ni pas untuk kalian berdua, tanpa banyak basa-basi langsung ku kenakan dan berangkat meninggalkan bang Bangau. Hati-hati Put diperjalanan, siap bang, aman.
   Ditengah perjalanan menuju Banjarbaru ternyata disini tidak hujan malah cerah cuacanya, tapi kami tetap jalan menuju alfamart sungai ulin disana Salam sudah menunggu, sampai didepan kami langsung jalan takut ga keburu kapal nya hahaha. Tibalah kami di dermaga riam kanan pukul 16.00 langsung saja kami naik ke kapal, dikapal banyak juga pendaki ingin mendaki tapi cuma kami ber3 yang ke Haur Bunak sisa yang lain menuju Pegunungan Kahung.

Perjalanan menuju Desa Pa'au

Dermaga Riam Kanan


 Cuaca cerah ditambah matahari yang mau terbenam menambah lengkap nuansa diatas kapal, 90 menit lama perjalanan akhirnya tiba di kampung Pa'au kemudian kami membayar ongkos kapal 15k/orang. Kami yang baru pertama kali menginjakkan kaki disini langsung menuju tempat registrasi Pokdarwis disana dan dijelaskan estimasi pendakian serta biaya guide perhari, aku hanya mengangguk karena sebelumnya aku sudah mengontak lewat WhatsApp dengan guide nya. Bertemu serta kenalan dengan guide nya sudah, untuk malam ini kami ber3 menginap di rumah Pembakal.

22 Febuari 2020 Sabtu.
Pagi pukul 7.30 kami bersiap untuk memulai pendakian total 4 orang, kami memilih jalur yang paling cepat jalur Pelajau, disini terdapat 3 jalur ( Pelajau, Sekendet, Penyaluhan ). Langsung saja mulai pendakian dengan menyusuri jalan semen setapak dikampung Pa'au kanan kiri rumah warga, lumayan ramai juga disini kataku. Selepas jalan semen jalan langsung menyempit kanan kiri banyak pepohonan seperti pohon karet, tidak lama sekitar 45 menit kami sampai di sebuah shelter, dari kampung sampai disini trek cuma landai sangat sedikit tanjakan. 

Trek menuju Bendungan sesudah shelter




Langsung lanjut menuju bendungan air, view menuju bendungan kita dapat menyaksikan kebun warga kanan kiri sangat luas dan juga didepan sudah terlihat puncak gunung nya. Perlu waktu 45 menitan untuk sampai di bendungan dgn jalur sudah mulai nanjak. Tiba dibendungan kami istirahat sambil ngopi dan sebats ( 20 menit ) dan lanjut menuju kubangan bekas babi trek sudah menanjak full ditambah cuaca yang panas kian cepat lelah.

Rest area di Bendungan


 Perlu 45 menit kami sampai di kubangan namun langsung saja jalan menuju sumber air terakhir ( 5 menit ). Dan tiba di sumber air terakhir, air nya berasal dari bebatuan, terasa sangat segar langsung diminum. Di sini kami bercengkrama sambil  menikmati panas nya terik matahari yang ingin menyengat tubuh namun terhalang pepohonan. 

Mata air terakhir
      

Pukul 11.30 kami lanjut dari sumber mata air terakhir, dari sini trek makin kurang ajar langsung disambut dgn full nanjak, carrier pun bertambah berat karena kami harus membawa air yang cukup banyak untuk di Camp area nanti. Vegetasi makin rapat ditambah jalur disini masih jarang dilalui, angin pun jarang menghembuskan nafasnya mungkin karna cuaca lagi terik terik nya. Benar-benar kurang ajar trek disni membuat ingin berkata-kata, ahahah ( 45 menit ) kami sudah sampai di kubangan babi istirahat bentar lalu lanjut lagi, dari sini trek menuju Camp area sudah tidak terlalu nanjak seperti dibawah tadi langsung saja setelah istirahat kami lanjut ke camp area, tiba-tiba cuaca yang tadi panas dengan cepat berubah menjadi mendung ( 45 menit ) menuju camp area akhirnya kami sampai tepat jam 13.00 dgn segera mendirikan tenda dan juga membentang flysheet. 

Camp area


Akhirnya hujan pun turun ( 14.00 ) dgn lumayan deras, kami yang tidak ingin cuma berdiam diri langsung mengeluarkan kompor, logistik dll untuk memasak dan kami memutuskan untuk summits ke puncak setelah hujan reda. 1 Jam hujan mengguyur kami, Pacet makin banyak keluar dari tempat persembunyiannya. Setelah hujan reda pukul 15.00 kami summit ke puncak, trek seperti biasa naik turun dengan curam, ditambah pohon yang lumayan banyak duri tidak jarang kami dengan tidak sadar memegang duri dipepohonan. Vegetasi kali ini benar-benar sangat rapat hanya mampu dilewati 1 orang. Pukul 15.30 disebelah kanan nampak view bendungan riam kanan yang berkhiasan pulau yang di kelilingi air danau riam, namun Vegetasi masih rapat. Beranjak naik sekitar 15 menit, kami sampai di punggungan pertama disini view nya sangat luas dgn leluasanya memandangi danau Riam.

punggungan sebelum puncak


Nanjak pun kami lanjutkan karna kami ingin menyambangi Puncak. Pukul 16.00 kami sampai dipuncak Haur Bunak 1141 mdpl, akhirnya setelah  60 menit berjalan dari camp area kami berempat sampai. Dipuncak kami berfoto-foto sambil bercengkrama sembari menghabiskan kopi segelas besar dan cemilan, ahahahahah..

Puncak



Hanya tempat landai yang tidak terlalu besar, hanya 3 buah plakat yang tertancap di pohon menandakan ini adalah puncak, hanya sedikit view yang memanjakan mata ketika dipuncak karena hampir 315° tertutupan pepohonan. Walaupun seperti itu Haur Bunak tetap punya cara sendiri untuk memikat para pendaki. Gokiiiiill.

Hari semakin sore, tidak berlama-lama di puncak pukul 16.30 kami turun menuju camp area perjalan turun sama seperti perjalanan naik, hujan selalu saja datang menghampiri namun kali ini cuma gerimis.

Ditengah perjalanan turun seorang kawan (amat ) berkata lalu mengajak, mengapa kita tidak turun hari ini aja, besok pagi kalo ke puncak buat apalagi ? kalo ngejar view, view apalagi yang dikejar ? Aku berfikir sambil menelaah pemikirannya, lalu ku jawab, liat dulu sampai camp area Mat. Perjalanan turun terasa sangat singkat, pukul 17.00 kami sudah sampai di camp area. Keputusan pun tiba kami turun sore yang hampir berganti malam, hahaha padahal tenda dan flysheet sudah berdiri dgn cantiknya. Pukul 17.50 kami turun dgn tujuan langsung kampung. Jalur yang tersiram hujan membuat beberapa jalur menjadi licin, tetap saja kami cekatan dalam meambil pijakan, jalur yang kurang ajar saat dinaikin pun menjadi sangat kurang ajar ketika dituruni dgn kondisi licin, hahaha. Jam menandakan pukul 18.15 waktu hampir magrib kami yang belum sempat mengejar pos mata air terakhir harus break ditengah tanjakan. Hari yang sore kini sudah tidak terlihat sudah beralih menjadi gelap nya malam, headlamp pun segera dipakai, pukul sudah 19.00 kami ngaret sedikit, gimana tidak nyebats diposisi sekarang ini jarang kami temukan haha, akhirnya kami lanjutkan perjalanan turun.
Suara-suara binatang bersahutan di kejauhan, pacet pun tidak jarang kami temukan sudah dalam posisi mengisap darah dikaki, kunang-kunang sesekali menampakan dirinya, semoga tidak ada ancaman hewan buas, hahaha. Tidak terasa kami sampai saja di kubangan babi yang pertama ( 19.30 ) berarti pos mata air terakhir sudah kelewatan, dikubangan ini tidak ada mata air, kami lanjutkan turun menuju bendungan air. Akhirnya sampai dibendungan pukul 20.00 terasa sangat singkat perjalanan turun. Kami pun merebus mie di area bendungan ini, sumber air sangat berlimpah jadi tidak perlu khawatir.  Setelah berleha-leha di bendungan pukul 21.00 kami lanjut jalan lagi dari sini perjalanan sudah mulai santai, karena kaki sudah mulai lelah  melangkah, selangkah demi selangkah akhirnya tiba di sebuah shelter setelah berjalan dari bendungan memakan waktu 48 menit, sebats sebentar lalu lanjut lagi pukul 22.00. Malam makin larut kaki sudah getir melangkah, pundak pun sudah lelah menahan bebas carrier namun mau gimana tujuan adalah kampung kami harus terus berjalan santai.
45 menit berjalan kami memilih rest area di area persawahan warga, disini langit terasa sangat biru ditambah gemerlap bintang nan banyak, sungguh indah. Iseng berfoto-foto, aku mendapatkan kejanggalan, ketika liat hasil foto ada sesuatu seperti tongkat yang dilempar diatas kepala ku, apaan ini aku pun juga bingung, lekas saja ku minta sama yang lain biar lanjut jalan lagi.

Sesuatu yang aneh diatas
 

 Akhirnya setelah berjalan menapaki jalan landai yang panjang, pukul 23.15 kami tiba di kampung, sungguh sunyi mungkin sudah pada tidur. Bang Nasar selaku Guide kami minta izin ingin langsung kerumah soal yang lain biar nanti pagi saja kata beliau, ok siap bang kami mau tidur di rumah Bapak yang malam tadi bang. Namun seperti nya orang-orang sudah pada tidur, tubuh yang kotor penuh tanah menjadi kan kami segan untuk menginjakan kaki ke rumah beliau, akhir nya kami tidur dibawah pohon didepan rumah beliau dengan memakai matras, sungguh pemandangan yang magis gimana tidak didepan kami terbentang danau riam yang luas ditambah didermaga nya ada beberapa kapal yang parkir setiap hari nya, dan juga disekeliling danau banyak terdapat perbukitan nan hijau ditambah gemerlap bintang diatas menghiasi semesta ini.

Minggu 23 Februari 2020.
Pagi pun tiba tandanya kami harus sudah bersiap untuk naik ke kapal lalu pulang. Bang Nasar datang kami pun berpamitan sambil meminta maaf apabila ada salah-salah kata. Tidak lama kapal berangkat begitu pula perjalanan kami 3 orang berakhir disini. Sungguh kami tidak merencanakan akan melakukan pendakian Tektok, namun mau gimana, semua sudah diatur oleh yang Maha kuasa.

Pagi didesa Pa'au


Terimakasih untuk kalian yang sudah meluangkan waktunya mau membaca artikel aku yang satu ini, semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan juga rezeki yang berkecukupan. Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.

Assalamualaikum Wr Wb....

Sabtu, 10 Oktober 2020

Gunung Halau-halau part 1

Assalamualaikum, kali ini saya akan bercerita perjalanan saya dkk menuju Atap Kalsel part 1, semoga kalian terhibur. 

Menginjakan kaki di Atap Kalimantan Selatan ( Gunung Halau-halau 1901 Mdpl )
. Ini merupakan pendakian ku yang ke 2.

Mungkin Sekitarnya tanggal 22 juni 2018 setelah selesai pendakian gunung pertama ku ke Gunung Hauk 1325 mdpl ( pada saat itu 2018 Gn Hauk merupakan atap kalsel kedua ) setelah dari itu si bang Bangau ini mengajak ku lagi mendaki ke Halau² dgn waktu perjalanan 2 hari PP ( yang ku tau normal itu 4 hari PP ) sontak aku pun kaget, dengan kondisi ku yang sangat baru mengenal dunia pendakian dan ditambah kondisi tubuh ku yang hampir remuk setelah turun dari Gn Hauk, langsung saja ku tolak ajakan dia
dgn berat hati. Oh sayang sekali kata dia. Dan besoknya pun seorang kawan dekat ku ( Mahdi ) yang bersama ku dalam pendakian sebelumnya, ternyata Mahdi ini mengiyakan ajakan bang Bangau dan turut ikut dalam pendakian. Ku pikir² yasudah ikut gabung juga aku, lalu ada seorang kawan ( Aldi ) Mahdi mengajak dia ikut serta juga. Kami yang bertiga orang ini mulai lah mempersiapkan alat² camping dgn merental semua, hehe, aku pun mengontak seorang kawan bermaksud ingin pinjem Carrier, ambil aja put carrier nya besok, Ok bang siap.

Jum'at 29 juni 2018.
Ketika habis Magrib kami ber 8 ( Aku, Mahdi, Aldi, bang Bangau, bang Hakim, Rasyid, Wahyu, Mahli ) berangkat dari Landasan ulin dgn menggunakan roda dua dgn tujuan Kota Berabai lalu masuk ke pedalaman -+ 6 Jam Waktu tempuh. Tiba lah kota Rantau pukul 11.00 an istirahat sejenak sambil beli Pentol dan lanjut jalan, lalu berhenti lagi di Berabai untuk makan dan lanjut lagi menuju Kampung Kiyu kampung terakhir dan tiba sekitar pukul 01.30 dgn jalur yang kurang ajar wkwk. Di kampung ada 1 rombongan tapi mereka sudah naik duluan saat siang hari, istirahat sebentar lalu pukul 2.00 Mulai tracking target pas Adzan Subuh tiba di pos 1, dan itu pertama kalinya aku merasakan sensasi hutan Belantara dgn vegetasi sangat rapat dibandingkan Gn.Hauk. Jalur tracking pun terasa adem dan gelap gulita namun tanjakan tetap tanjakan tidak ada kompromi, yang asik nya menuju pos 1 kita melewati 3 jembatan gantung dgn masing-masing jembatan mempunyai nama nya sendiri. Sebentar lagi Adzan Subuh berkumandang kami sudah sampai di pos 1 Puncak Tiranggang nah disini terdapat salah satu simpangan jalur untuk menuju kampung Juhu ( kampung tertinggi di Kalsel ), beruntung nya Bulan lagi menampakkan cahaya nya dan vegetasi disini terbuka jelas seperti punggungan. Dengan posisi ngantuk semua, mau tidak mau harus jalan lagi menuju pos 2, enak nya menuju pos 2 jalur banyak menurun. Pohon paring satu per satu dilewati, dan hewan Pacet mulai muncul dari sini karna vegetasi sudah lembab, sontak geli dan jijik terjadi seketika, aku yang pertama kali ke gigit Pacet kesan pertama ya itu jijik hahaha. 

*Pohon Besar ( pertengahan pos 1 pos 2)


Hampir jam 7.00 kami ber 8 sudah sampai di pos 2 Sungai Karuh, disini terdapat Air terjun yang cantik lagi alami, langsung saja ku hiraukan karna ingin memasak. Selesai masak baru ke spot Air terjun dan berfoto-foto lalu mencoba tidur sebentar biar gak ngantuk² banget wkwk.

*Pos 2 Air Terjun Sungai Karuh

*Pacet yang sudah kenyang ngisap darah wkwk


Tidak lama jam menunjukkan hampir pukul 10.00 langsung saja melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 Jumantir dgn tanjakan yang kurang ajar. Tanpa diundang kabut pun datang tanpa permisi, kami yang delapan orang terpecah menjadi 3 bagian aku bersama Mahdi, Aldi ditengah-tengah kami yang baru pertama menjajah hutan belantara banyak ragu dalam melangkah apakah ini jalur yang benar kata ku, kita jalanin aja percyaa kata seorang kawan. Hari seperti mendung entah itu kabut yang makin tebal atau emang mendung, langkah demi langkah sampai lah kami dijalur yang seperti melipir pinggir jurang, kami yang bertiga ragu apakah ini benar jalur apakah ada jalur seperti ini di gunung namun banyak terdapat dipohon terlihat sebuah pita seolah menjadi penunjuk jalan, benar saja aku baru sadar hahaha. Di kejauhan didepan terdengar sayup-sayup dan memberanikan melangkah melipir ke jurang, dgn yakin kami pun berhasil melaluinya, dan benar saja suara tadi berasal dari kawan kami yang didepan sudah sampai di pos 3 Jumantir ditambah 1 regu kelompok lain yang sedang makan siang. Gerimis turun padahal kami tidak ada yang berharap turun, posisi kami stay tidak jalan karena nunggu kawan 3 orang di belakang sekitar 30 menit datang juga mereka. Semua berkumpul hujan pun mereda sembari kami berdiskusi apakah kami mendirikan tenda di puncak atau di pos 4 dan diputuskan mendirikan tenda di puncak.

Langsung saja kami ber 8 lanjut jalan dengan formasi seperti tadi 2 3 3, kurang ajar aku berkata secapek ini kah mendaki gunung ditambah gerimis yang membasahi jalur ditambah Pacet dimana-mana. 1 jam berlalu aku bertiga kawan sampai di spot yang bernama Pohon Gerbang sesuai namanya pohon ini seperti berbentuk gerbang dengan kita nya berjalan melewati tengahnya.

*Pohon Gerbang diatas pos 3




 Lanjut lagi menuju tempat yang bernama simpang haraan ( terdapat pertemuan jalur Kadayang Loksado ) sekitar 40 menit berjalan tiba juga kami ditempat yang bernama simpang haraan  lalu lanjut jalan menuju tempat bernama Lembah Cirit untuk mengisi Air disana 30 menit berjalan kami sampai disana dan 2 orang sudah menunggu ( Rasyid dan bang Hakim ) kata bang Hakim ambil air dibawah turun sekitar 10 menit langsung saja kami iyakan. Dan benar air di sumber itu seperti air es dan ini pertama kali aku mencoba, segar pasti ketagihan juga pasti. Kami ber 5 sudah 20 menit menunggu kawan yang dibelakang tidak datang-datang dan memutuskan langsung menunggu di pos 4 Penyaungan, kurang ajar tanjakan ini makin kurang ajar makin curam serasa ingin menyerahkan diri namun perjalanan sudah sejauh ini sudah banyak yang dikorbankan.

Langkah demi langkah tidak terasa sampai di pos 4 ( 16.30 ) dan tidak jadi mendirikan tenda di Puncak, cuaca sama sekali tidak bersahabat hari ini. Dingin menusuk ke tulang ditambah hari yang makin gelap serta mentari tidak menampakkan sinar nya. Hampir jam 6 kawan yang ber 3 sampai juga di pos 4, Alhamdulillah.


Besok minggu subuh kami akan summit melihat sunrise dari puncak. Tanpa diduga hujan turun dari Subuh sampai ke pagi, kami lebih memilih rebahan di tenda dari pada harus ketemu hujan lagi, sangat lama kami nunggu hujan reda sedangkan ini sudah jam 9 pagi, hujan mereda kami summit menuju puncak perlu waktu 30 menit dan sampailah di puncak. Alhamdulillah tidak menyangka seorang aku sampai juga di Atap Kalsel walaupun pemandangan sekitar tembok aku sama sekali tidak menyesal dan tidak kecewa.

*Foto di puncak Halau-halau ( Kabut )


 Cuaca seperti memberi tau bahwa hujan akan turun sebentar lagi, tidak ingin berlama-lama dipuncak kami segera turun dan benar saja gerimis pun turun dgn cepat berubah menjadi deras, tidak bisa dihindari kami harus bertemu dgn hujan lagi. Sampai di tenda baju sudah basah kuyup padahal hujan sudah reda, terlalu asik bercanda gurau akhirnya waktu molor kami packing dan turun pukul 16.00, tidak seperti naik perjalanan turun terasa lebih santai walaupun jalur naik turun tapi lebih banyak turunan nya. Sebelum Magrib kami sudah tiba di pos 3 Jumantir dan kami semua berkumpul karna ada yang di sampaikan, ucap seorang kawan berkata : kalo melihat sesuatu dan mendengarkan sesuatu yang aneh, jangan bilang dulu cukup diri sendiri aja yang melihat dan mendengar kita fokus turun aja. Berjalan dilanjutkan dan langsung melewati jalur yang seperti melipir dipinggir jurang, harus hati-hati hari semakin gelap ditambah belantara hutan, tiba-tiba kawan yang di depan minta bergantian dia ingin dibelakang saja menutup barisan.

Selesai melewati itu waktu Magrib tiba kami istirahat sejenak. Hari makin gelap headlamp masing-masing sudah menggunakan terus berjalan menurun sesekali sayup-sayup terdengar, ntah apa itu. Setelah selesai Isya kami tiba di pos 2 Sungai Karuh disana kami kembali menemui rombongan yang kemarin naik bersama kami, tapi posisi mereka sekarang sedang tidak mengenakan karena kawan mereka 1 Magh nya kambuh sudah hampir 30 menit terbaring, katanya mereka kehabisan Logistik langsung saja kawan ku memberikan roti yang dia punya untuk mengganjal perut ditambah teh yang hangat. Kami ber 8 asik bercanda gurau disana hampir 1 jam lamanya, tidak mau makin larut kami lanjut ke pos 1 sekitar pukul 21.30 seperti biasa kawan mengingat kan kalo liat sesuatu jgn bilang dulu. Vegetasi yang rapat tanah yang lembab dan licin serta tidak ada angin membuat perjalanan terasa sangat cape, hampir 2 jam kami tempuh dan akhirnya tiba di pos 1 pukul jam 24.00. Disini terdapat pondok yang bisa digunakan untuk tidur dll, langsung saja kami memasak makanan yang tersisa. Beruntung hujan tidak turun lagi malam ini, malam makin larut harusnya kami lanjut turun ke kampung malam ini namun kondisi badan tidak ada yang tau, 2 orang kawan malah ketiduran disana dengan sangat nyenyak ketahuan mereka sangat kecapean, tidak ingin memaksakan seorang kawan bilang yaudah kita tidur disini aja besok pagi lanjut turun tinggal dikit kok, aku mengiyakan.
Baru sebentar merebahkan badan langsung saja ketiduran dgn baju habis main hujan dan keringat, beruntung nya disini tidak terlalu dingin. Malam penuh sunyi membuat tidur makin nyenyak.

Senin.
Pagi tiba mentari bermula muncul menampakkan sinar nya, menyeru kami agar berjalan melanjutkan jalan pulang. Pukul 08.00 kami melanjutkan perjalanan tidak ingin bersantai-santai lagi, langsung saja menuju kampung dan tiba di kampung pukul 9.20. Istirahat sebentar sebelum membersihkan badan. Setelah bersantai sambil bercerita dengan orang sana, kami pamit  pulang (10.00) menuju Banjarmasin. Baru ingin pulang langit sudah mendung lagi  tidak ingin berlama-lama, langsung saja menuju kota Berabai terlebih dahulu. Baru melewati Berabai seorang kawan mengalami kebocoran ban, lalu lanjut ke Banjarmasin. Perjalanan pulang penuh drama hujan, tidak disangka aku tiba di rumah pukul 21.00.
Alhamdulillah kami semua selamat dan tiba dirumah masing-masing dengan selamat juga. Inilah cerita perjalanan ku menuju Pegunungan Halau-halau ( Atap Kalsel ) yang sama sekali tidak menyangka, aku sampai diatas sana menginjakan kaki disana.

Cerita diatas aku tulis dengan apa yang ku ingat. Terimakasih sudah meluangkan waktu telah membaca artikel ku, semoga kalian selalu diberikan kesehatan.
Mohon maaf bila terjadi banyak salah penulisan kata atau kalimat.
Assalamualaikum Wr Wb.





Jumat, 04 September 2020

Puncak Gunung Kahung 1456 Mdpl

 Assalamualaikum Wr Wb

Izinkanlah saya bercerita salah satu pegunungan 7 Summit Kalimantan Selatan

Cerita pendakian pegunungan Puncak Kahung 1456 mdpl ( Riam kanan, desa Belangian ).


Di bulan September 2018 ada seorang kawan yang berhasil menyelesaikan pendakian ke Puncak Kahung, setelah bulan Agustus 2018 tadi ada pendakian 17an ke Puncak Kahung ( sebenarnya sudah lama, ekspedisi 2011 Kompas Borneo Unlam pendakian puncak Kahung yang berhasil menemukan titik tertinggi di Kahung, begitulah yang dituliskan pada Plakat yang terdapat di Puncak Kahung ).
Dibulan November ada seorang kawan mengadakan pendakian bersama ke Puncak Kahung, kebetulan kawan saya sangat ingin kesana dan daftar lah kawan saya tadi kemudian saya dengan yang lain ikut daftar juga total kami ber5 ikut pendakian tersebut

Langsung saja pada tanggal 17 November 2018 berangkat lah kami 5 orang, sialnya cuaca saat itu sedang hujan, kami yang rencananya berangkat pukul 13.00 menuju Dermaga Riam kanan ngaret menjadi pukul 14.00 tidak mau lama-lama kami berangkat dengan memakai Ponco dan mengendarai roda 2. Tiba lah kami di dermaga sekitar pukul 15.30 langsung saja parkir sepeda motor lalu naik ke Kapal untuk menuju Desa Belangian desa terakhir sebelum pendakian.
Drama pun terjadi di kapal, yang harus nya berangkat pukul 16.00 malah ngaret pukul 18.00 dikarenakan beberapa orang yang ikut pendakian masih belum sampai ke lokasi ( maklum cuaca lagi gak bersahabat ) perjalanan ke desa Belangian ditempuh -+ 2jam menggunakan kapal. Kami pun tiba di desa langsung saja ke rumah RT setempat untuk melakukan Registrasi dll, sekitar pukul 21.00 kami semua pun berangkat dengan total orang hampir 20 ( saya lupa hehe ).
Pendakian pun dimulai malam ini camp di Pos 2, ujar panitia. Trek dari desa terakhir ke pos 1 landai tidak ada tanjakan dengan kontur jalan semen sekitar 2 jam jalan santai lalu dari pos 1 menuju ke pos 2 sudah mulai masuk hutan walaupun Vegetasi masih belum rapat dengan jalur yang naik turun berupa tanah dan akar-akar untuk menuju pos 2 kita menyeberangi 2 sungai kecil ( kalo tidak salah ) lalu menyusuri jalan pinggir sungai sampai tiba di sebuah tempat lapang yang lumayan luas dan itulah pos 2 perlu waktu -+90 menit disini terdapat 1 pondok yang bisa di pakai buat Hammockan dan juga sungai yang luas yang mana sungai disini ada yang jernih ada yang keruh, mantap lah pokok nya. Sesampai di pos 2 kami ber 5 langsung mendirikan tenda dan mulai memasak makanan dll, selesai itu langsung lanjut tidur perjalanan masih jauh.

Tanggal 18 November 2018.
Pagi hari yang cerah tidak ada mendung sedikit pun, seperti biasa di pagi hari masak lalu sarapan lalu packing lalu lanjut perjalanan menuju pos 3 ( oh iya dari pos 1 udah masuk hutan belantara ) untuk jalur menuju pos 3 nanjak santai naik turun di temani terik matahari yang mudah menjangkau kita. Sampai di pos 3 -+ 90 menit disini juga terdapat 1 Pondok  namun tidak sebagus di pos 2 hehehe.




*foto nyebrang sungai pos 3


Lalu  perjalanan dilanjutkan dengan menyebrang sungai yang lumayan deras arusnya diseberang kita tiba di Basecamp Cemara bisa buat Area camp lalu setelah ini kita lanjut menuju Air Terjun Kahung salah satu spot yang Favorit dan juga salah satu tujuan yang pasti didatangi, 



perlu sekitar 90 menit juga untuk sampai disini, kami ( peserta ) semua  pun bersantai di air terjun ini sambil menunggu rombongan yang dibelakang, tidak lama sampai perjalanan pun dilanjutkan. Untuk jalur ke puncak sebelum Air Terjun terdapat tanjakan sebelah kiri ( pada saat itu tidak nampak belokkan nya ) trek dari sini lumayan nguras tenaga menuju pos 4 perlu waktu 1 jam saja untuk di pos 4 tidak bisa mendirikan tenda hanya tempat Rest area, lanjut lagi ke pos 5 dengan trek nanjak terus dan naik turun tidak jarang juga kita melewati aliran sungai kecil ( tidak perlu takut kehabisan air hehe ). sebelum mencapai pos 5 kami ber 6 ( tambah 1 orang gabung ) ketemu Magrib dijalur dan berhenti sejenak sembari nunggu Adzan selesai dan lanjut lagi perjalanan terasa sangat melelahkan dengan pos 5 yang diharapkan didepan malah tidak sampai-sampai, 2 jam berlalu kami sampai juga di pos 5 ( seingat saya tiba pukul 19.30 an ). Langsung saja kami lanjutkan menuju Basecamp Amazon untuk bermalam disana trek kesini agak bersahabat ( sedikit ), badan sudah cape kaki makin pegal namun harus tetap jalan, sedikit lagi hehe. Sekitar 1 jam kami pun sampai di Basecamp Amazon (area camp) kawan-kawan yang sampai duluan ada yang sudah mendirikan tenda, masak, dan kami baru sampai saking lambat nya dijalur, tapi masih ada dibelakang kami yang belum sampai hehe.

Langsung saja kami mendirikan tenda dan masak lalu makan, perjalanan sangat cape langsung saja tidur bersiap besok Summit attack semoga cuaca cerah. Alih-alih ingin tidur pulas sekitar jam 04.00 kawan perempuan terbangun karena melihat sesuatu dan selalu mengintai dia alhasil saya yang menemani ( bukan Indihome saya haha ), mata yang masih ngantuk tidak sanggup dan akhirnya saya ketiduran sedangkan kan dia cuma rebahan tidak bisa tidur.

Pagi pun tiba ditanggal 19 pukul 07.00 kami summit dengan isi perut hanya segelas minuman panas kala Pagi tadi, trek jalur summit lumayan kurang ajar bikin cape lebih cepat dari biasanya ditambah baru jalan 30 menit hujan pun turun beserta angin lumayan deras tidak ada tempat berteduh semua dihajar rata dengan hujan ponco pun dipakai kaki tidak boleh stop takut nya menggigil, jalur yang kurang ajar ditambah hujan makin parah, yasudah nikmatin aja. Setelah 90 menit kami sampai di Puncak Kahung dengan hujan yang masih turun namun tidak sederas dijalur, 20 menit hujan selesai sesi foto pun dimulai dengan view Tembok namun sesekali kabut lewat menunjukkan lautan awan nya. 

*Foto puncak Kahung cuma tinggal ini



Sekitar 30 menit kami pun turun segera karena angin seperti memberikan kode bahwa hujan akan turun, ternyata benar tidak lama hujan pun turun, perjalanan turun pun makin licin namun tidak sesulit naik tadi. Sekitar 60 menit kami tiba di Area camp dilanjutkan dengan masak sambil packing. Selesai itu langsung turun kami semua ( 12.00 ) masih ingat kan kawan perempuan yang semalam itu, nah saat turun sampai pos 4 ( kalo tidak salah ) dia tidak ada ngomong sama sekali diajak ngomong diem kalo nyaut pun dengan nada tinggi haha yaudah yang penting dia jalan. Sampai di Air terjun sekitar pukul 16.00 langsung lanjut ke pos 3 perlu waktu 1 jam. Lalu istirahat sambil masak mie dan kopi tidak kerasa waktu Magrib sampai setelah itu kami lanjut jalan, suasana seperti banyak yang ngeliatin kami semua (ah palingan efek dari cape ) pulul 19.00 kami sampai di pos 2 disini kami memasak menghabiskan stok makanan yang ada lalu lanjut ke kampung. Saat kami makan kawan-kawan yang lain jalan duluan ke kampung dan tertinggal kami ber 5 (oh iya dipos 2 kami berjumpa dengan Guide lokal bersama orang Bule ) pukul 21.30 setelah kami selesai makan dan packing kawan perempuan yang tadi duduk diem sambil nunduk, terus ditanya sama abang, oy gimana lanjutkan kita ke kampung, diem aja gamau ngomong, ditanya kenapa ? gpp bang aman kok, lalu ku potong yaudah bang kita bermalam disini aja dulu lagi besok subuh lanjut ke kampung, semua sepakat dan kami tidur di pondok.

Tanggal 20.
Sangat nyenyak sampai kami ketiduran semua padahal sudah pasang Alarm pukul 03.00 tapi saya ga bangun dan Abang yang tadi malah mematikan alarm nya karna melihat kami semua tertidur pulas. Pukul 06.00 saya terbangun sontak kaget melihat jam lalu di sahut abang tadi dah gpp ayo packing lalu jalan kita, 06.30 kami jalan beruntung trek menuju kampung cuma 10% tanjakan nya sisa nya landai pukul 08.00 kami tiba di kampung alhasil kelotok yang kami naiki sudah jalan dan kami tertinggal ber5, jadi harus nunggu besok buat balik dermaga dan bermalam dirumah pa RT untuk malam ini, kabar baik nya Bule yang ketemu kami dia Carter kelotok sendirian dan kami numpang disitu Alhamdulillah bisa balik hari ini juga setelah Dzuhur kami naik ke kelotok -+ 2 Jam kami tiba di dermaga riam kanan lalu lanjut pulang ke rumah masing-masing. Oh iya pada saat di pos 2 kawan saya itu melihat orang gede dan tinggi tepat dibelakang dia nya tapi dengan jarak sekitar 200 meteran lah kiranya, haha gokil.

*Kampung terakhir kampung Belangian



Sekian Cerita pendakian Puncak Kahung 1456 mdpl part 1. 

Demikian saya tulis dengan sebenar-benarnya dan seingat saya.
Terimakasih atas waktunya membaca cerita saya mohon maaf kalo ada kesalahan saat penulisan.

Assalamualaikum Wr Wb


Selasa, 01 September 2020

Puncak Gunung Magaringsai 1600 Mdpl

Assalamualaikum Wr Wb izinkan saya bercerita perjalanan saya dan kawan-kawan menuju Pegunungan Meratus puncak Magaringsai.

Perjalanan Pendakian puncak Magaringsai dimulai pada tanggal 17 Januari 2020, dengan 9 orang ( kerja dan kuliah ) kami berangkat dari kota Banjarmasin menuju Kota Kandangan lalu dilanjutkan ke arah Loksado ( kecamatan ),  sekitar pukul 11 malam menggunakan roda 2, perjalanan ditempuh hampir 6 jam dengan kondisi Hujan jadi harus berhenti jalan berhenti dan jalan lagi, harusnya bisa ditempuh dengan 4 jam. Kami tiba di Loksado pada saat subuh sebelum Adzan Subuh, sejenak kami istirahat sambil tiduran disalah satu pondok ditepi Air Terjun sebelum 30 menit menuju Parkiran terakhir.

Pagi pun tiba ditanggal 18, pukul 8 pagi kami harus lanjut menggunakan roda 2 menuju Lokasi parkir yang mana lokasi ini hanya tempat lapang ditengah kebun Durian warga sana, saya kira lokasinya adalah sebuah Kampung terakhir ternyata saya salah, yaudah gpp. Jam menunjukkan pukul 9 kami harus memulai pendakian tidak lupa untuk berkumpul lalu berdoa. Pendakian pun kami mulai tanpa basa basi Trek menanjak dengan kontur tanah kuning langsung menyapa kami lalu disambung dengan berjalan di samping Jurang, jelang 30 menit kami mulai masuk Hutan belantara trek terus menanjak gaada bonus, Vegetasi pun masih rapat maklum Pegunungan satu ini masih jarang dinaiki pendaki. Bunyi hewan sejenis serangga pun kerap menemani pendakian kami dan jangan lupakan Pacet hewan yang suka ngisap darah manusia, sudah tidak kaget kami kalo bertemu hewan pacet ini malah biasanya kami sengaja membiarkan mereka mengisap darah agar jadi Gede, hhe.



3 Jam berlalu kami sampai disebuah tempat mungkin bisa disebut Pos karna disini banyak pohon terbakar dan roboh sehingga tempat ini terbuka vegetasi nya dan terik Matahari mudah menggapai kami, istirahat sejenak sambil menunggu kawan yang masih dibelakang kami berfoto-foto disini, tidak lama rombongan yang dibelakang sudah datang dan mereka istirahat sejenak sekitar pukul 12.30 kami lanjutkan perjalanan kata kawan yang pernah ke sini, ini udah setengah perjalanan menuju Camp area nya, bagus lah. Tidak lama setelah berjalan langit pun mendung menandakan hujan akan segera turun tidak lama Hujan pun turun, beberapa dari kami menggunakan ponco ada juga yang hujan hujanan, trek makin gak wajar jarang kami temui bonus dijalur apalagi kondisi hujan pacet lebih ganas gerakannya ditambah pepohonan yang banyak duri nya tidak jarang kami mengenai duri. Sekitar pukul 16.30 tiba di Area Camp, ' kami pun menjumpai 1 rombongan dengan 4 orang dan mereka mau camp di puncak, ' dgn cuaca yang sudah tidak lagi hujan tapi mendung, kami yang sampai duluan langsung saja mencari spot untuk mendirikan tenda, tidak lama rombongan kawan datang juga dengan bersamaan hujan pun turun dengan deras-deras nya tidak sempat mendirikan tenda kami hanya berteduh di Flysheet, nikmatin aja. Menjelang Adzan Magrib hujan pun berhenti kami yang belum mendirikan tenda segera mendirikan dan mulai memasak makanan ( di temanin banyak Pacet hehe ). Pukul 21.00 semua selesai dan saatnya beristirahat dgn tenang sunyi nya hutan Meratus membuat tidur kami nyenyak apalagi cuma rombongan kami yang ada disana saat itu hehe.

Tanggal 19 pukul 06.30 kami melakukan summit attack ke puncak memerlukan waktu 1 jam, berjalan pun lebih enak tanpa adanya Carrier di belakang membuat langkah lebih cepat, beruntung cuaca lagi cerah berharap di puncak tidak dapat view Tembok/kabut, rombongan yang kami temui kemaren mereka pun turun duluan. 




Alhamdulillah 1 jam berlalu kami sampai di Puncak Magaringsai 1600 Mdpl top 2 Kalimantan Selatan, cuaca lagi cerah sesekali kabut lewat dan pergi tidak ingin berlama-lama kawan pun menerbangkan Drone mengambil view dari atas lewat drone, tidak lama kabut semakin banyak drone pun sempat terdiam diatas karna kabut melintas, panik kawan pun segera menurunkan drone dan kami bersiap untuk turun ke camp area lalu lanjut turun ke bawah hari ini juga. Selesai makan dan packing pukul 10.00 kami pun memulai perjalanan turun dengan trek menurun membuat perjalanan makin cepat tidak jarang kami lari larian dijalur dan rombongan terbagi 2 lagi seperti diawal naik hehe sudah biasa bagi kami. Tidak seperti naik perjalanan turun kami memakan waktu 3 jam saja sudah sampai lokasi parkiran motor kami, sehabis bersih-bersih di sungai kami lanjutkan perjalanan pulang menuju Kota Banjarmasin, Alhamdulillah semua sampai dirumahnya masing-masing dengan keadaan Sehat dan selamat.

Sekian cerita perjalanan saya dan kawan-kawan menuju pegunungan Meratus puncak Magaringsai 1600 Mdpl Top 2 Kalimantan Selatan.

Assalamualaikum Wr Wb.





Gunung Haur Bunak 1141 mdpl

 Cerita pendakian pegunungan Haur Bunak 1141 Mdpl. Assalamualaikum Wr Wb. Izinkanlah saya bercerita salah satu pegunungan 7 Summit Kaliman...